1.pengertian sosialisasi
Secara sederhana,
sosialisasi dapat disamakan dengan bergaul. Dalam pergaulan tersebut dipelajari
berbagai nilai, norma, dan pola-pola perilaku individu ataupun kelompok. Lambat
laun nilai dan norma yang ada dapat diserap menjadi bagian dari kepribadian
individu serta kelompok. Seperti telah diulas dalam bab-bab terdahulu, manusia
tercipta sebagai makhluk pribadi sekaligus juga sebagai makhluk sosial. Sebagai
makhluk pribadi, manusia berjuang untuk memenuhi kebutuhannya untuk bertahan
hidup. Dalam memenuhi kebutuhannya tersebut manusia tidak dapat hidup sendiri.
Manusia memerlukan orang lain untuk mencapai tujuannya. Itulah sebabnya,
manusia berinteraksi dengan manusia lainnya sebagai makhluk sosial. Dalam bab
ini, kamu akan dikenalkan dengan sosialisasi yang berfungsi sebagai sarana
pembentukan kepribadian. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai apa itu
sosialisasi, mari kita simak beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli
berikut ini.
a. Charlotte Buhler
Sosialisasi adalah proses
yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri terhadap
bagaimana cara hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya, agar ia dapat
berperan dan berfungsi dalam kelompoknya.
b. Koentjaraningrat
Sosialisasi adalah seluruh
proses di mana seorang individu sejak masa kanak-kanak sampai dewasa,
berkembang, berhubungan, mengenal, dan menyesuaikan diri dengan
individu-individu lain yang hidup dalam masyarakat sekitarnya.
c. Irvin L. Child
Sosialisasi adalah segenap
proses yang menuntut individu mengembangkan potensi tingkah laku aktualnya yang
diyakini kebenarannya dan telah menjadi kebiasaan serta sesuai dengan standar
dari kelompoknya.
d. Peter L. Berger
Sosialisasi adalah proses di
mana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam
masyarakat. Dari pengertian yang dikemukakan para ahli tersebut dapat
disimpulkan bahwa sosialisasi merupakan suatu proses belajar seorang anggota
masyarakat untuk mengenal dan menghayati norma-norma serta nilai-nilai
masyarakat tempat ia menjadi anggota, sehingga terjadi pembentukan sikap untuk
berperilaku sesuai dengan tuntutan atau perilaku masyarakatnya. Jadi, proses
sosialisasi membuat seseorang menjadi tahu dan memahami bagaimana harus bersikap
dan bertingkah laku di lingkungan masyarakatnya. melalui proses ini juga,
seseorang akan mengetahui dan dapat menjalankan hak-hak serta kewajibannya
berdasarkan peranan-peranan yang dimilikinya.
2. Tujuan Sosialisasi
Setiap proses sosial pasti
memiliki tujuan. Demikian juga sosialisasi. Berikut ini akan diuraikan beberapa
tujuan sosialisasi.
a. Memberi keterampilan dan
pengetahuan yang dibutuhkan seseorang untuk melangsungkan kehidupannya kelak di
tengah-tengah masyarakat di mana dia akan menjadi salah satu anggotanya.
b. Mengembangkan kemampuan
seseorang untuk berkomunikasi secara efektif dan efisien, serta mengembangkan
kemampuannya untuk membaca, menulis, dan bercerita. Dengan melakukan
komunikasi, berbagai informasi mengenai masyarakat akan diperoleh untuk
kelangsungan hidup seseorang sebagai anggota masyarakat.
c. Mengembangkan kemampuan
seseorang mengendalikan fungsi-fungsi organik melalui latihan-latihan mawas
diri yang tepat. Artinya, dengan sosialisasi seseorang akan dapat memahami
hal-hal yang baik dan dianjurkan dalam masyarakat untuk dilakukan. Selain itu
juga dapat mengetahui dan memahami hal-hal buruk yang sebaiknya dihindari dan
tidak dilakukan.
d. Menanamkan kepada
seseorang nilai-nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada masyarakat.
6. Media (Agen) Sosialisasi
Setiap individu menjadi
anggota dari satu atau lebih kelompok sosial di dalam masyarakat dan
menjalankan peranannya sesuai dengan kedudukan dalam kelompoknya.
Dalam proses sosialisasi, ia
mengembangkan kepribadian melalui interaksi dengan setiap individu di dalam
kelompokkelompok tersebut. Jadi, kelompok merupakan media sosialisasi dalam
membentuk kepribadian seseorang. Kelompok inilah yang melaksanakan proses
sosialisasi. Dalam sosiologi, kelompok ini dinamakan agen sosialisasi. Ada lima
agen sosialisasi utama yang menjadi wahana di mana individu akan mengalami
sosialisasi untuk mempersiapkan dirinya masuk ke dalam masyarakat sepenuhnya.
Jenis-jenis sosialisasi
dibedakan menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut.
a. Sosialisasi primer
(primary socialization)
Sosialisasi primer adalah
sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dan menjadi pintu bagi
seseorang memasuki keanggotaan dalam masyarakat.
Tempat sosialisasi primer
adalah keluarga karena manusia lahir dan hidup di tengah-tengah keluarga.
Sosialisasi primer akan memengaruhi seorang anak untuk dapat membedakan dirinya
dengan orang-orang yang ada di sekitarnya, seperti ayah, ibu, kakak, dan adik.
Dalam tahap tersebut, peran
orang-orang yang terdekat dengan anak menjadi sangat penting sebab seorang anak
melakukan pola interaksi secara terbatas di dalamnya. Sosialisasi primer
merupakan tempat menanamkan nilai-nilai budaya yang dianut keluarga seperti
aturan-aturan keluarga, agama, dan kepercayaan.
b. Sosialisasi sekunder
(secondary socialization)
Sosialisasi sekunder adalah
proses sosialisasi berikutnya yang memperkenalkan kepada individu tersebut
sektor-sektor baru dunia objektif masyarakat. Sosialisasi sekunder mengajarkan
nilai-nilai baru di luar lingkungan keluarga seperti di lingkungan sekolah,
lingkungan bermain, dan lingkungan kerja.
Salah satu bentuk
sosialisasi sekunder yang sering dijumpai dalam masyarakat adalah proses
resosialisasi atau sering disebut proses permasyarakatan total. Contoh: rumah tahanan,
rumah sakit jiwa, dan lembaga pendidikan militer. Dalam proses resosialisasi,
seseorang diberi suatu kepribadian baru. Ia di didik untuk menerima aturan dan
nilai baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar