Tampilkan postingan dengan label cerita faisal. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label cerita faisal. Tampilkan semua postingan

Minggu, 20 Januari 2013

Putri pandan berduri



Cerita Putri Pandan Berduri - Alkasih pada jaman dulu di Pulau Bintan, Kepulauan Riau, hiduplah orang orang Suku Laut yang dipimpin oleh Batin Lagoi. Pemimpin Suku Laut ini merupakan seorang yang santun dan memimpin dengan adil. Tutur katanya yang lemah lembut terhadap siapa saja membuat masyarakat Suku Laut sangat mencintai pemimpin mereka itu.

Guna mengetahui keadaan rakyatnya, Batin Lagoi senantiasa berkeliling. Pada suatu hari, Batin Lagoi berjalan menyusuri pantai yang disekitarnya penuh ditumbuhi semak pandan. Sayup sayup telinga Batin Lagoi menangkap suara tangisan bayi. “Anak siapa itu yang menangis di tempat seperti ini ?’, pikirnya heran sambil memandang sekeliling. Karena ia tak melihat seorangpun, Batin Lagoi meneruskan langkahnya.

Baru beberapa langkah, Batin Lagoi kembali mendengar suara tangisan bayi yang kini semakin jelas. Batin Lagoi kembali memandang sekeliling, namun ia tak jua melihat seorangpun disana. Karena penasaran, Batin Lagoi mengikuti asal suara tangisan yang membawanya ke semak semak pandan. Batin Lagoi menginjak semak semak itu dengan hati hati. Suara tangisan bayi terdengar semakin keras. Batin Lagoi tercengang melihat seorang bayi perempuan yang diletakkan diatas dedaunan yang kini berada di depannya.

Rasa heran kembali menyergap Batin Lagoi. ‘Siapa gerangan yang meletakkan bayinya disini ?’, gumamnya pelan. Batin Lagoi terdiam sejenak. Setelah memastikan tak ada orang di sekitar situ, Batin Lagoi memutuskan untuk membawa pulang bayi perempuan yang cantik itu. Sang bayipun berhenti menangis ketika Batin Lagoi menggendongnya.

Batin Lagoi merawat bayi perempuan itu dengan penuh kasih sayang bak anaknya sendiri. Terkadang ia merasa bayi itu memang diberikan Tuhan untuknya. Bayi perempuan yang diberinya nama Putri Pandan Berduri itu sungguh membawa kebahagiaan bagi Batin Lagoi yang selama ini hidup sendiri.

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Putri Pandan Berduri telah tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik jelita. Bukan hanya parasnya yang menawan, Putri Pandan Berduri juga memiliki sikap yang sangat anggun dan santun layaknya seorang putri. Tutur katanya yang lembut membuat masyarakat Suku Laut mencintainya.

Banyak pemuda yang terpikat akan kecantikan Putri Pandan Berduri. Meski demikian tak seorangpun berani meminangnya. Batin Lagoi memang berharap agar putrinya itu berjodoh dengan anak seorang raja atau pemimpin suatu daerah.

Tersebutlah seorang pemimpin di Pulau Galang yang memiliki dua orang putera bernama Julela dan Jenang Perkasa. Sedari kecil kakak beradik itu hidup rukun. Kerukunan itu sirna ketika sang ayah mengatakan bahwa sebagai anak tertua, Julela akan menggantikan dirinya sebagai pemimpin di Pulau Galang kelak. Sejak itu, Julela berubah perangai menjadi angkuh. Ia bahkan mengancam Jenang Perkasa agar selalu mengikuti setiap perkataannya sebagai calon pemimpin.

Jenang Perkasa sungguh kecewa akan sikap kakaknya. Akhirnya ia memutuskan untuk meninggalkan Pulau Galang. Berhari hari ia berlayar tanpa mengetahui arah tujuan hingga tiba di Pulau Bintan. Jenang Perkasa tak pernah mengaku sebagai anak pemimpin Pulau Galang. Sehari hari ia bekerja sebagai pedagang seperti orang kebanyakan.

Sebagai seorang pendatang, Jenang Perkasa cepat menyesuaikan diri. Sikapnya yang sopan dan gaya bahasanya yang halus membuat kagum setiap orang. Mereka tak habis pikir bagaimana seorang pemuda biasa memiliki sifat seperti itu. Akibatnya Jenang Perkasa menjadi bahan pembicaraan di seluruh pulau.

Cerita tentang Jenang Perkasa sampai juga di telinga Batin Lagoi. Ia sangat penasaran untuk mengenal pemuda itu secara langsung. Agar tak mencolok, Batin Lagoi menyelenggarakan acara makan malam dengan mengundang seluruh tokoh terkemuka di Pulau Bintan. Ia juga mengundang Jenang Perkasa dalam acara itu.

Jenang Perkasa yang sebenarnya heran mengapa dirinya diundang Batin Lagoi, datang memenuhi undangan. Sejak kedatangannya, Batin Lagoi senantiasa memperhatikan gerak gerik Jenang Perkasa. Caranya bersikap, berbicara, bahkan sampai caranya bersantap diamati Batin Lagoi diam diam. Tak dapat dipungkiri, Batin Lagoi sangat terkesan terhadap Jenang Perkasa. Terbersit dihatinya untuk menjodohkan Jenang Perkasa dengan Putri Pandan Berduri. Batin Lagoi sepertinya lupa akan keinginannya untuk menikahkan putrinya dengan seorang pangeran atau calon pemimpin.

Tak mau membuang kesempatan, Batin Lagoi segera menghampiri Jenang Perkasa. ‘Wahai anak muda, sudah lama aku mendengar kehalusan budi pekertimu..’, katanya membuka percakapan. Jenang Perkasa hanya tersenyum sopan mendengar kata kata pemimpin Pulau Bintan itu. “Malam ini aku telah membuktikkannya sendiri’, lanjut Batin Lagoi sambil menatap Jenang Perkasa yang menunduk malu mendengar pujian Batin Lagoi. “Aku pikir, alangkah senangnya hatiku jika kau bersedia kunikahkan dengan putriku..’.

Jenang Perkasa sungguh terkejut mendengar tawaran Batin Lagoi. Ia mengusap usap lengannya untuk memastikan dirinya tak sedang bermimpi. Ia sama sekali tak menyangka ayah seorang perempuan cantik bernama Putri Pandan Berduri meminta kesediaan dirinya untuk dijadikan menantu. Jenang Perkasa tentu saja tak mau membuang kesempatan emas itu. Ia segera mengangguk setuju sambil tersenyum memandang Batin Lagoi.

Beberapa hari kemudian Batin Lagoi menikahkan Putri Pandan Berduri dengan Jenang Perkasa. Pesta besar digelar untuk merayakan pernikahan putri semata wayangnya itu. Seluruh warga Pulau Bintan diundang untuk hadir. Para undangan merasa senang melihat Putri Pandan Berduri bersanding dengan Jenang Perkasa yang terlihat sangat serasi.

Putri Pandan Berduri hidup bahagia dengan Jenang Perkasa. Apalagi tak lama kemudian, Batin Lagoi yang merasa sudah tua mengangkat menantunya itu untuk menggantikan dirinya menjadi pemimpin di Pulau Bintan. Jenang Perkasa yang memang anak seorang pemimpin itu rupanya mewarisi bakat kepemimpinan ayahnya. Ia mampu menjadi pemimpin yang disegani sekaligus dicintai rakyatnya. Ia juga menolak untuk kembali ketika warga Pulau Galang yang mendengar cerita tentang dirinya memintanya untuk menggantikan kakaknya.

Pernikahan Putri Pandan Berduri dengan Jenang Perkasa dikaruniai tiga orang anak yang diberi nama dengan adat kesukuan. Batin Mantang menjadi kepala suku di utara Pulau Bintan, Batin Mapoi menjadi kepala suku di barat Pulau Bintan, dan Kelong menjadi kepala suku di timur Pulau Bintan. Adapun adat suku asal mereka yaitu Suku Laut tetap menjadi pedoman bagi mereka. Hingga kini Putri Pandan Berduri dan Jenang Perkasa yang telah lama tiada masih tetap dikenang oleh Suku Laut di perairan Pulau Bintan.

Putri pinang masak



Dahulu kala, di Pulau Sumatera ada seorang gadis cantik bernama Putri Pinang Masak. Putri ini sangat terkenal akan kecentikannya. Kulitnya putih kemerah- merahan seperti namanya, yaitu bagai kulit pinang yang masak. Siapa yang memandangnya, pasti akan terpesona. Akan tetapi, bukan hanya karena kecentikan lahiriah diri gadis itu yang membuatnya terkenal, melainkan juga karena sifatnya yang lemah lembut dan baik hati sehingga membuat siapa saja akan selalu menyukainya.
     Para wanita dan sesama gadis ingin bersahabat dengannya, sedangkan para pemuda dan pangeran berebutan ingin menjadikannya istri. Namun, sejauh itu dia belum bermaksud berumah tangga.
     Pada suatu hari, datanglah lamaran dari raja yang terkenal kaya dan sangat besar kekuasaannya. Namun, sifat raja itu berbeda dengan sifat Putri Pinang Masak. Raja itu berkata,"Jika lamaranku kamu tolak, saya akan murka dan menimbulkan bencana peperangan di negeri ini". Padahal Putri Pinang Masak terpaksa menerima lamaran sang raja demi keselamatan  rakyatnya.

Mahligai keloyang



Kelayang adalah sebuah Kecamatan di Indragiri Hulu, Riau. Dulu, Kelayang dikenal dengan nama Keloyang, yang berasal dari nama sebuah kolam. Kolam Loyang ini merupakan tempat mandi para bidadari dari kayangan. Suatu ketika, Datuk Sakti menghiliri Sungai Keruh (sekarang Sungai Indragiri) untuk melihat keadaan rakyatnya. Ia beristirahat di bawah sebuah pohon di tepi Kolam Loyang. Tiba-tiba, sekumpulan bidadari yang hendak mandi di Kolam Loyang turun dari kayangan.

Senin, 14 Januari 2013

cerita putri tujuh



Putri Tujuh adalah cerita Rakyat yang berasal dari Kota Dumai, berikut ceritanya:Dulu, Dumai hanyalah sebuah dusun nelayan yang sepi, berada di pesisir Timur Propinsi Riau, Indonesia.

Kini, Dumai yang kaya dengan minyak bumi itu, menjelma menjadi kota pelabuhan minyak yang sangat ramai sejak tahun 1999. Kapal-kapal tangki minyak raksasa setiap hari singgah dan merapat di pelabuhan ini. Kilang-kilang minyak yang tumbuh menjamur di sekitar pelabuhan menjadikan Kota Dumai pada malam hari gemerlapan bak permata berkilauan. Kekayaan Kota Dumai yang lain adalah keanekaragaman tradisi. Ada dua tradisi yang sejak lama berkembang di kalangan masyarakat kota Dumai yaitu tradisi tulisan dan lisan.

Salah satu tradisi lisan yang sangat populer di daerah ini adalah cerita-cerita rakyat yang dituturkan secara turun-temurun. Sampai saat ini, Kota Dumai masih menyimpan sejumlah cerita rakyat yang digemari dan memiliki fungsi moral yang amat penting bagi kehidupan masyarakat, misalnya sebagai alat pendidikan, pengajaran moral, hiburan, dan sebagainya. Salah satu cerita rakyat yang masih berkembang di Dumai adalah Legenda Putri Tujuh. Cerita legenda ini mengisahkan tentang asal-mula nama Kota Dumai.

cerita lancang kuning



Lancang kuning Yang menceritakan Tentang Seorang akan Misikin yang Mencoba merantau untuk mengadu nasib di Negri Orang, Dan ternyata Ia berhasil sukes dan Kaya Raya, Untuk lebih Jelasnya silahkan Baca kelanjutan Cerita Rakyat Riau : Lancang kuning berikut ini :
lancang kuning

Alkisah tersebutlah sebuah cerita, di daerah Kampar pada zaman dahulu hiduplah si Lancang dengan ibunya. Mereka hidup dengan sangat miskin. Mereka berdua bekerja sebagai buruh tani.

Untuk memperbaiki hidupnya, maka Si Lancang berniat merantau. Pada suatu hari ia meminta ijin pada ibu dan guru ngajinya. Ibunya pun berpesan agar di rantau orang kelak Si Lancang selalu ingat pada ibu dan kampung halamannya. Ibunya berpesan agar Si
Lancang jangan menjadi anak yang durhaka.

Si Lancang pun berjanji pada ibunya tersebut. Ibunya menjadi terharu saat Si Lancang menyembah lututnya untuk minta berkah. Ibunya membekalinya sebungkus lumping dodak, kue kegemaran Si Lancang.Setelah bertahun-tahun merantau, ternyata Si Lancang sangat beruntung. Ia menjadi saudagar yang kaya raya. Ia memiliki berpuluh-puluh buah kapal dagang. Dikhabarkan ia pun mempunyai tujuh orang istri. Mereka semua berasal dari keluarga saudagar yang kaya. Sedangkan ibunya, masih tinggal di Kampar dalam keadaan yang sangat miskin.

Pada suatu hari, Si Lancang berlayar ke Andalas. Dalam pelayaran itu ia membawa ke tujuh isterinya. Bersama mereka dibawa pula perbekalan mewah dan alat-alat hiburan berupa musik. Ketika merapat di Kampar, alat-alat musik itu dibunyikan riuh rendah. Sementara itu kain sutra dan aneka hiasan emas dan perak digelar. Semuanya itu disiapkan untuk menambah kesan kemewahan dan kekayaan Si Lancang.

Berita kedatangan Si Lancang didengar oleh ibunya. Dengan perasaan terharu, ia bergegas untuk menyambut kedatangan anak satu-satunya tersebut. Karena miskinnya, ia hanya mengenakan kain selendang tua, sarung usang dan kebaya penuh tambalan. Dengan memberanikan diri dia naik ke geladak kapal mewahnya Si Lancang.

Cerita Rakyat Riau : Lancang kuning
Begitu menyatakan bahwa dirinya adalah ibunya Si Lancang, tidak ada seorang kelasi pun yang mempercayainya. Dengan kasarnya ia mengusir ibu tua tersebut. Tetapi perempuan itu tidak mau beranjak. Ia ngotot minta untuk dipertemukan dengan anaknya Si Lancang. Situasi itu menimbulkan keributan.

Mendengar kegaduhan di atas geladak, Si Lancang dengan diiringi oleh ketujuh istrinya mendatangi tempat itu. Betapa terkejutnya ia ketika menyaksikan bahwa perempuan compang camping yang diusir itu adalah ibunya. Ibu si Lancang pun berkata, "Engkau Lancang ... anakku! Oh ... betapa rindunya hati emak padamu. Mendengar sapaan itu, dengan congkaknya Lancang menepis. Anak durhaka inipun berteriak, "mana mungkin aku mempunyai ibu perempuan miskin seperti kamu. Kelasi! usir perempuan gila ini." Ibu yang malang ini akhirnya pulang dengan perasaan hancur. Sesampainya di rumah, lalu ia mengambil pusaka miliknya. Pusaka itu berupa lesung penumbuk padi dan sebuah nyiru. Sambil berdoa, lesung itu diputar-putarnya dan dikibas-kibaskannya nyiru pusakanya. Ia pun berkata, "ya Tuhanku ... hukumlah si Anak durhaka itu."

Dalam sekejap, turunlah badai topan. Badai tersebut berhembus sangat dahsyatnya sehingga dalam sekejap menghancurkan kapal-kapal dagang milik Si Lancang. Bukan hanya kapal itu hancur berkeping-keping, harta benda miliknya juga terbang ke mana-mana. Kain sutranya melayang-layang dan jatuh menjadi negeri Lipat Kain yang terletak di Kampar Kiri. Gongnya terlempar ke Kampar Kanan dan menjadi Sungai Oguong. Tembikarnya melayang menjadi Pasubilah. Sedangkan tiang bendera kapal Si Lancang terlempar hingga sampai di sebuah danau yang diberi nama Danau Si Lancang.

Seperti kita ketahui Cerita Rakyat Riau : Lancang kuning mengandung unsur Nasihat untuk selalu berbuat baik kepada Orang tua,selalu mengayominya disaat Ia Tua,Menjadi Orang yang Beradab dan tidak Lupa Dunia Akhirat, Okeh semoga Cerita Rakyat Riau : Lancang kuning ini Bermanfaat.